Friday, March 9, 2018

YANG SENTIASA SETIA



Antara yang kita pelajari dari kisah kisah Al-Qur’an adalah bagaimana ikon ikon Qur'an apabila ditimpa musibah atau tragedy, mereka mengadu & merintih kepada Allah swt. Semata-mata kepada Allah.

Sebagaimana berikut :

قَالَ إِنَّمَا أَشْكُو بَثِّي وَحُزْنِي إِلَى اللَّهِ وَأَعْلَمُ مِنَ اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ

Ya'qub menjawab:

"Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku, dan aku mengetahui dari Allah apa yang kamu tiada mengetahuinya".

12 :86

Nabi Yaakob telah mengadukan kesedihan yang menimpa dirinya dan jiwanya bertalu-talu. Setelah kehilangan Yusuf puluhan tahun lamanya, kini dia diuji dengan kehilangan anaknya yang lain pula (Bunyamin). Dua putera yang terbaik dalam kalangan Putera-putera yang ramai di kelilingnya menjadi ujian kehidupan buat dirinya, satu persatu.

Kepada siapa lagi yang patut diadukan dukacita ini melainkan Allah swt? Bukankah Allah itu mengatur kehidupan para hamba-Nya? Tatkala seluruh umat berkumpul untuk mendatangkan kemudaratan kepada seorang hamba-Nya namun jika ia tidak mengizinkan hal yang demikian berlaku, nescaya ia tidak akan berlaku.

Perkara yang sama berlaku kepada Khawlah bt Tsalabah.

Disebutkan dalam firman Allah SWT :


قَدْ سَمِعَ اللَّهُ قَوْلَ الَّتِي تُجَادِلُكَ فِي زَوْجِهَا وَتَشْتَكِي إِلَى اللَّهِ وَاللَّهُ يَسْمَعُ تَحَاوُرَكُمَا ۚ إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ بَصِيرٌ

Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan wanita yang mengajukan gugatan kepada kamu tentang suaminya, dan mengadukan (halnya) kepada Allah. Dan Allah mendengar soal jawab antara kamu berdua. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.

58:1

وَتَشْتَكِي إِلَى اللَّه

Dan dia mengadu kepada Allah

Khawlah telah mengajarkan pelajaran yang sama seperti mana Nabi Allah Yaakob. Alangkah bijaksananya tokoh sahabiah bernama Khawlah ini, ia menggambarkan pribadi muslimah yang mahal harga dirinya, mempu mengawal emosi dengan telunjuk wahyu dan akal yang sihat sehingga di sebalik ujian rumah tangga yang meninpa dirinya itu, dia nampak Allah SWT tempat dia meluahkan perasaaan yang tidak nyaman itu.

Lebih hebat dari itu, lihatlah bagaimana peristiwa sulit dan kecil ini diangkat menjadi topik utama surah ini ! Tidak ada isu lain kah untuk mengisi lembaran-lembaran al-Qur'an ? Tidak.! Bukan begitu kita menggali hikmah ayat dan surah ini.

Ini ternyata, sikap yang diambil oleh Khawlah walaupun dilihat kecil dan terpencil dalam begitu banyak peristiwa yang berlaku saban hari dalam kalangan manusia yang ribuan itu, al-Qur'an telah merakam sikap ini dan memberikan perhatian yang khusus. Kerana alangkah hebatnya orang yang beriman apabila mengadu kepada Allah swt. Takala diuji, dia yakin bahawa tempat pergantungan selain Allah swt adalah lemah, selemah sarang-sarang labah-labah!





Para Anbiya & mereka yang soleh dari generasi awal islam telah meninggalkan kita semua kunci kehidupan iaitu ;

وَتَشْتَكِي إِلَى اللَّه.


Ayuh para duat!

Merintih lah kepada Allah swt 😊


Bilakah kali terakhir kita merintih kepada Allah swt ? Bukankah kita dituntut berbuat demikian hari demi hari ? Bukankah ujian kita banyak dan berat? Bukankah kita makhluk yang kerdil dan halus? Bukankah saban hari kebenaran ditekan sehingga hampir padam cahaya yang menunjukkan bezanya hitam dan putih ? Bukankah jiwa kita rapuh dan emosi kita tidak stabil tatkala dakwah ditolak dan niat baik kita disalah tafsir? Bukankah kita terlalu penat dengan hari yang panjang serta urusan yang sulit?

Lalu apabila keadaan-keadaan ini sudah muncul, dari mana  lagi sumber kekuatan yang dapat kita perolehi melainkan dari Allah swt ?

Ayuh mengadulah.

***


Pre-Order Buku Tarbiyah Sampai Mati

http://bit.ly/2FLiGOA

No comments: